Fisika SMA Kelas X : Pengukuran
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Hasil pengukuran selalu mengandung dua hal, yakni: kuantitas atau nilai dan satuan. Di dalam fisika, segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka disebut dengan besaran. Sebagai contoh, kesetiaan dan kebaikan dapat diukur, tetapi tidak dapat dinyatakan dengan angka, sehingga kesetiaan dan kebaikan bukan besaran fisika. Nilai suatu besaran dinyatakan dalam sebuah satuan yang dituliskan mengikuti nilai besaran tersebut. Sebagai contoh dalam sebuah pengukuran massa badan siswa Kelas 1 SMK 1 Mojopahit didapatkan bahwa siswa terbesar adalah 170 kilogram dan yang teringan adalah 35 kilogram. Angka 170 dan 35 disebut nilai besaran, sedangkan kilogram disebut satuan.
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Hasil pengukuran selalu mengandung dua hal, yakni: kuantitas atau nilai dan satuan. Di dalam fisika, segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka disebut dengan besaran. Sebagai contoh, kesetiaan dan kebaikan dapat diukur, tetapi tidak dapat dinyatakan dengan angka, sehingga kesetiaan dan kebaikan bukan besaran fisika. Nilai suatu besaran dinyatakan dalam sebuah satuan yang dituliskan mengikuti nilai besaran tersebut. Sebagai contoh dalam sebuah pengukuran massa badan siswa Kelas 1 SMK 1 Mojopahit didapatkan bahwa siswa terbesar adalah 170 kilogram dan yang teringan adalah 35 kilogram. Angka 170 dan 35 disebut nilai besaran, sedangkan kilogram disebut satuan.
Sumber-sumber ketidakpastian dalam pengukuran
Mengukur selalu menimbulkan ketidakpastian artinya, tidak
ada jaminan bahwa pengukuran ulang akan memberikan hasil yang tepat
sama. Ada tiga sumber utama yang menimbulkan ketidakpastian engukuran,
yaitu:
- Ketidakpastian Sistematik ; Ketidakpastian sistematik bersumber dari alat ukur yang digunakan atau kondisi yang menyertai saat pengukuran. Bila sumber ketidakpastian adalah alat ukur, maka setiap alat ukur tersebut digunakan akan memproduksi ketidakpastian yang sama. Yang termasuk ketidakpastian sistematik antara lain:
- Ketidakpastian Alat ; Ketidakpastian ini muncul akibat kalibrasi skala penunjukan angka pada alat tidak tepat, sehingga pembacaan skala menjadi tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Misalnya, kuat arus listrik yang melewati suatu hambatan listrik sebenarnya 1,0 ampere, tetapi bila diukur menggunakan suatu ampermeter tertentu selalu terbaca 1,2 ampere. Karena selalu ada penyimpangan yang sama, maka dikatakan bahwa ampermeter itu memberikan ketidakpastian sistematik sebesar 0,2 ampere.Untuk mengatasi ketidakpastian tersebut, alat harus dikalibrasi setiap akan digunakan.
• Kesalahan Nol
Ketidaktepatan penunjukan alat pada skala nol juga
menyebabkan ketidakpastian sistematik. Hal ini sering terjadi, tetapi
juga sering terabaikan. Sebagian besar alat umumnya sudah dilengkapi
dengan sekrup pengatur/pengenol. Bila sudah diatur maksimal
tetap tidak tepat pada skala nol, maka untuk mengatasinya harus
diperhitungkan selisih kesalahan tersebut setiap kali melakukan
pembacaan skala.
• Waktu Respon Yang Tidak Tepat
Ketidakpastian pengukuran
ini muncul akibat dari waktu pengukuran (pengambilan data) tidak
bersamaan dengan saat munculnya data yang seharusnya diukur, sehingga
data yang diperoleh bukan data yang sebenarnya. Misalnya, kita ingin
mengukur periode getaran suatu beban yang digantungkan pada pegas
dengan menggunakan stopwatch. Selang waktu yang diukur sering tidak tepat karena pengukur terlalu cepat atau terlambat menekan tombol stopwatch saat kejadian berlangsung.
• Kondisi Yang Tidak Sesuai
Ketidakpastian pengukuran ini muncul karena kondisi alat
ukur dipengaruhi oleh kejadian yang hendak diukur. Misal, mengukur
nilai penguatan transistor saat dilakukan penyolderan, atau mengukur
panjang sesuatu pada suhu tinggi menggunakan mistar logam. Hasil yang
diperolehtentu bukan nilai yang sebenarnya karena panas mempengaruhi
objek yang diukur maupun alat pengukurnya.
Ketidakpastian Random (Acak)
Ketidakpastian random umumnya bersumber dari gejala yang
tidak mungkin dikendalikan secara pasti atau tidak dapat diatasi secara
tuntas. Gejala tersebut umumnya merupakan perubahan yang sangat cepat
dan acak hingga pengaturan atau pengontrolannya di luar kemampuan kita. Misalnya:
- Fluktuasi pada besaran listrik seperti tegangan listrik selalu mengalami fluktuasi (perubahan terus menerus secara cepat dan acak). Akibatnya kalau kita ukur, nilainya juga berfluktuasi. Demikian pula saat kita mengukur kuat arus listrik.
- Getaran landasan. Alat yang sangat peka (misalnya seismograf) akan melahirkan ketidakpastian karena gangguan getaran landasannya.Radiasi latar belakang. Radiasi kosmos dari angkasa dapat mempengaruhi hasil pengukuran alat pencacah, sehingga melahirkan ketidakpastian random.
- Gerak acak molekul udara. Molekul udara selalu bergerak secara acak (gerak Brown), sehingga berpeluang mengganggu alat ukur yang halus, misalnya mikro-galvanometer dan melahirkan ketidakpastian pengukuran.
3. Ketidakpastian Pengamatan ; Ketidakpastian
pengamatan merupakan ketidakpastian pengukuran yang bersumber dari
kekurangterampilan manusia saat melakukan kegiatan pengukuran. Misalnya
metode pembacaan skala tidak tegak lurus (paralaks), salah dalam
membaca skala, dan pengaturan atau pengesetan alat ukur yang kurang
tepat.
Gambar 1. 1 Posisi A dan C menimbulkan kesalahan paralaks. Posisi B yang benar.
Seiring kemajuan teknologi, alat ukur dirancang semakin
canggih dan kompleks, sehingga banyak hal yang harus diatur sebelum
alat tersebut digunakan. Bila yang mengoperasikan tidak terampil,
semakin banyakyang harus diatur semakin besar kemungkinan untuk
melakukan kesalahan sehingga memproduksi ketidakpastian yang besar
pula. Besarnya ketidakpastian berpotensi menghasilkan produk yang tidak
berkualitas, sehingga harus selalu diusahakan untuk memperkecil
nilainya, di antaranya dengan kalibrasi, menghindari gangguan luar, dan
hati-hati dalam melakukan pengukuran
Setiap pengukuran berpotensi menimbulkan
ketidakpastian. Ketidakpastian yang besar menggambarkan kalau
pengukuran itu tidak baik. Usahakan untuk mengukur sedemikian sehingga
ketidakpastian bisa ditekan sekecil-kecilnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar