kyai

kyai

Sabtu, 29 November 2014

Materi PKN kelas x

Bentuk dan Kedaulatan Negara

Undang-Undang Dasar 1945 merupakan konstitusi bagi Negara Indonesia. Sebagai dasar hukum, UUD 1945 memegang peranan dalam mewujudkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
Pancasila merupakan hukum diatas segala hukum (staats fundamental norm). Artinya UUD 1945 sebagai dasar hukum, dalam pembuatannya tidak boleh beretentangan dan harus mematuhi nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila, sebab UUD 1945 adalah hukum yang setingkat di bawah Pancasila.


UUD 1945 dalam proses pelaksanaannya tidak bersifat sattis/absolut. UUD 1945 dapat diamandemen sesuai dengan keadaan dan kebutuhan negara. Bahkan soal perubahan UUD ini sudah tertuang sendiri pada batang tubuh UUD 1945 Pasal 37.
Menurut A.A Struycken proses lahirnya UUD 1945 sebagai konstitusi negara sudah dimulai sejak sebelum proklamasi kemerdekaan R.I. pada 29 april 1945, indonesia mendesak jepang untuk membentuk badan yang bertugas menyelidiki kemungkinan pemberian kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.

Dalam perjalanan sejarahnya, Indonesia sempat mengalami pergantian konstitusi negara. Indonesia pernah menjadi negara republik indonesia serikat antara 27 desember hingga 17 agustus 1950. Pada masa tersebut, konstitusi yang berlaku yaitu konstitusi RIS. Sementara itu, antara 17 agustus 1950- 5 juli 1959, konstitusi yang berlaku di indonesia adalah UUDS 1950. Setelah dekrit presiden pada 5 juli 59’, indonesia kembali ke konstitusi semula, yaitu UUD 1945 hingga sekarang.

Istilah konstitusi berasal dari bahasa prancis, yaitu constitier, yang berarti membentuk. Dalam kehidupan sehari-hari kita telah terbiasa menerjemahkan constitution(dari bahasa inggris) menjadi undang-undang dasar(UUD).

UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
BENTUK
DAN
KEDAULATAN NKRI

Menurut teori modern, bentuk negara saat ini dibedakn menjadi dua, yaitu negara kesatuan (unitaris) dan negara serikat (federalis).
Bentuk Negara Indonesia
Periode 17 Agustus 1950 – sekarang
Negara serikat dirasakan kurang cocok bagi Indonesia. Karena bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, agama, pulau-pulau, bahasa daerah, dan kemajemukan yang tinggi mengakibatkan resiko perpecahan tinggi. Dan kesulitan pemerintah federal mengatur negara bagian, membuat negara bagian cenderung ingin melepaskan diri dari RIS.

Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 [RIS] (Bentuk Negara Serikat)
Dalam periode ini bentuk negara Republik Indonesia berubah menjadi negara serikat. Sebetulnya bukan kehendak bangsa Indonesia untuk memakai bentuk negara dan sistem pemerintahan, politik, dan administrasi negara seperti ini, namun keadaan yang memaksa demikian.

Periode 18 Agustus – 27 Desember 1949 (Bentuk Negara Kesatuan)
Dalam masa ini bentuk negara sesuai dengan UUD45 yaitu kesatuan dan bentuk pemerintahannya republik

Isi pokok UUD NRI 1945 tentang Bentuk Negara

Tentang bentuk negara Indonesia ini dinyatakan dalam pasal 1 Ayat (1) UUD NRI 1945, yaitu negara Indonesia ialah negara kesatuan, yang berbentuk Republik.


Sistem Pemerintahan NRI
Sistem pemerintahan di Indonesia terbagi menjadi Sistem Pemerintahan Sentralisasi, Sistem Pemerintahan Desentralisasi, Sistem Pemerintahan Presidensial, dan Sistem Pemerintahan Parlementer.
Kelebihan Sistem Sentralisasi :
- Keseragaman peraturan di semua wilayah
- Kesederhanaan Hukum
- Pendapatan daerah dapat di alokasikan ke semua daerah dengan adil dan sesuai kebutuhan.


Kelemahan Sistem Sentralisasi :
- Penumpukan pekerjaan di pusat, sehingga menghambat kinerja pemerintahan
- Tidak sinkron antara peraturan yang dibuat di pusat dan kondisi lapangan di daerah

Sistem Pemerintahan
Sentralisasi
Sistem Pemerintahan
Desentrlisasi
Kelebihan Sistem Desentralisasi
- Daerah lebih berkembang, pembangunan lebih cepat
- Peraturan dan kebijakan lebih tepat dan sesuai kebutuhan daerah

Kelebihan Sistem Desentralisasi
- Daerah lebih berkembang, pembangunan lebih cepat
- Peraturan dan kebijakan lebih tepat dan sesuai kebutuhan daerah

Materi Fisika kelas x


Fisika SMA Kelas X : Pengukuran

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Hasil pengukuran selalu mengandung dua hal, yakni: kuantitas atau nilai dan satuan. Di dalam fisika, segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka disebut dengan besaran. Sebagai contoh, kesetiaan dan kebaikan dapat diukur, tetapi tidak dapat dinyatakan dengan angka, sehingga kesetiaan dan kebaikan bukan besaran fisika. Nilai suatu besaran dinyatakan dalam sebuah satuan yang dituliskan mengikuti nilai besaran tersebut. Sebagai contoh dalam sebuah pengukuran massa badan siswa Kelas 1 SMK 1 Mojopahit didapatkan bahwa siswa terbesar adalah 170 kilogram dan yang teringan adalah 35 kilogram. Angka 170 dan 35 disebut nilai besaran, sedangkan kilogram disebut satuan.

Sumber-sumber ketidakpastian dalam pengukuran
Mengukur selalu menimbulkan ketidakpastian artinya, tidak ada jaminan bahwa pengukuran ulang akan memberikan hasil yang tepat sama. Ada tiga sumber utama yang menimbulkan ketidakpastian  engukuran, yaitu:
  1. Ketidakpastian Sistematik ;  Ketidakpastian sistematik bersumber dari alat ukur yang digunakan atau kondisi yang menyertai saat  pengukuran. Bila sumber ketidakpastian adalah alat ukur, maka setiap alat ukur tersebut digunakan akan memproduksi ketidakpastian yang sama. Yang termasuk ketidakpastian sistematik antara lain:
  2. Ketidakpastian Alat ; Ketidakpastian ini muncul akibat kalibrasi skala penunjukan angka pada alat tidak tepat, sehingga pembacaan skala menjadi tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Misalnya, kuat arus listrik yang melewati suatu hambatan listrik sebenarnya 1,0 ampere, tetapi bila diukur menggunakan suatu ampermeter tertentu selalu terbaca 1,2 ampere. Karena selalu ada penyimpangan yang sama, maka dikatakan bahwa ampermeter itu memberikan ketidakpastian sistematik sebesar 0,2 ampere.Untuk mengatasi ketidakpastian tersebut, alat harus dikalibrasi setiap akan digunakan.
Kesalahan Nol
Ketidaktepatan penunjukan alat pada skala nol juga menyebabkan ketidakpastian sistematik. Hal ini sering terjadi, tetapi juga sering terabaikan. Sebagian besar alat umumnya sudah dilengkapi dengan sekrup pengatur/pengenol. Bila sudah diatur maksimal tetap tidak tepat pada skala nol, maka untuk mengatasinya harus diperhitungkan selisih kesalahan tersebut setiap kali melakukan pembacaan skala.
Waktu Respon Yang Tidak Tepat
Ketidakpastian pengukuran ini muncul akibat dari waktu pengukuran (pengambilan data) tidak bersamaan dengan saat munculnya data yang seharusnya diukur, sehingga data yang diperoleh bukan data yang sebenarnya. Misalnya, kita ingin mengukur periode getaran suatu beban yang digantungkan pada pegas dengan menggunakan stopwatch. Selang waktu yang diukur sering tidak tepat karena pengukur terlalu cepat atau terlambat menekan tombol stopwatch saat kejadian berlangsung.

Kondisi Yang Tidak Sesuai
Ketidakpastian pengukuran ini muncul karena kondisi alat ukur dipengaruhi oleh kejadian yang hendak diukur. Misal, mengukur nilai penguatan transistor saat dilakukan penyolderan, atau mengukur panjang sesuatu pada suhu tinggi menggunakan mistar logam. Hasil yang diperolehtentu bukan nilai yang sebenarnya karena panas mempengaruhi objek yang diukur maupun alat pengukurnya.

Ketidakpastian Random (Acak)
Ketidakpastian random umumnya bersumber dari gejala yang tidak mungkin dikendalikan secara pasti atau tidak dapat diatasi secara tuntas. Gejala tersebut umumnya merupakan perubahan yang sangat cepat
dan acak hingga pengaturan atau pengontrolannya di luar kemampuan kita. Misalnya:
  • Fluktuasi pada besaran listrik seperti tegangan listrik selalu mengalami fluktuasi (perubahan terus menerus secara cepat dan acak). Akibatnya kalau kita ukur, nilainya juga berfluktuasi. Demikian pula saat kita mengukur kuat arus listrik. 
  • Getaran landasan. Alat yang sangat peka (misalnya seismograf) akan melahirkan ketidakpastian karena gangguan getaran landasannya.Radiasi latar belakang. Radiasi kosmos dari angkasa dapat mempengaruhi hasil pengukuran alat pencacah, sehingga melahirkan ketidakpastian random.
  • Gerak acak molekul udara. Molekul udara selalu bergerak secara acak (gerak Brown), sehingga berpeluang mengganggu alat ukur yang halus, misalnya mikro-galvanometer dan melahirkan ketidakpastian pengukuran.
3. Ketidakpastian Pengamatan ; Ketidakpastian pengamatan merupakan ketidakpastian pengukuran yang bersumber dari kekurangterampilan manusia saat melakukan kegiatan pengukuran. Misalnya metode pembacaan skala tidak tegak lurus (paralaks), salah dalam membaca skala, dan pengaturan atau pengesetan alat ukur yang kurang tepat.
 Pengukuran 
Gambar 1. 1 Posisi A dan C menimbulkan kesalahan paralaks. Posisi B yang benar.
Seiring kemajuan teknologi, alat ukur dirancang semakin canggih dan kompleks, sehingga banyak hal yang harus diatur sebelum alat tersebut digunakan. Bila yang mengoperasikan tidak terampil, semakin banyakyang harus diatur semakin besar kemungkinan untuk melakukan kesalahan sehingga memproduksi ketidakpastian yang besar pula. Besarnya ketidakpastian berpotensi menghasilkan produk yang tidak berkualitas, sehingga harus selalu diusahakan untuk memperkecil nilainya, di antaranya dengan kalibrasi, menghindari gangguan luar, dan hati-hati dalam melakukan pengukuran
  
Setiap pengukuran berpotensi menimbulkan ketidakpastian. Ketidakpastian yang besar menggambarkan kalau pengukuran itu tidak baik. Usahakan untuk mengukur sedemikian sehingga ketidakpastian bisa ditekan sekecil-kecilnya.

ilmu tauhid


PELAJARAN TAUHID DARI KITAB JAWAHIR AL- KALAMIYAH KARYA SYEH THOHIR BIN SHOLIH AL-JAZAIRIY.

اعلم أخي المسلم أن أعلى الواجبات وأفضلها عند الله تعالى الإيمان بالله ورسوله قال رسول الله صلَّى الله عليه وسلَّم : "أفضل الأعمال إيمان بالله ورسوله" رواه البخاري. والإيمان شرط لقبول الأعمال الصالحة ، فمن لم يؤمن بالله ورسوله فلا ثواب له أبداً في الآخرة. قال تعالى: { فاعلم أنه لا إله إلاّ الله واستغفر لذنبك} سورة محمد . قال الإمام الإمام أبو حنيفة في الفقه الأبسط : "إعلم أن الفقه في الدين أفضل من الفقه في الأحكام"


Ketahuilah wahai saudara muslimku bahwa kewajiban yang paling luhur dan paling utama disisi Allah Ta'ala adalah "Beriman kepada Allah dan RosulNya"


Rosulullah sholla Allahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Amal yang paling utama adalah "Iman kepada Allah dan RosulNya" / HR Al-Bukhoriy.


Iman adalah syarat diterimanya amal sholih, maka barang siapa tidak beriman kepada Allah dan RosulNya maka tak ada pahala baginya diakherat selamanya.


Allah berfirman: Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya "Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan mintalah ampunan bagi dosamu"


Imam Abu Hanifah berkata dalam kitab Al-Fiqh Al-Absath: Ketahuilah bahwa sesungguhnya faham Agama lebih utama daripada faham hukum.


===============================


<<< ... Jawahir al-kalamiyah karya syekh Thohir bin Sholih al-Jazairiy ... >>>


الإيمان بالله سبحانه وتعالى إجمالا هو ان نعتقد ان الله سبحانه و تعالى متصف بجميع صفات الكمال ومنزه عن جميع صفات النقصان


Beriman kepada Allah subhanahu wa ta'ala secara garis besar adalah meyakini bahwa Allah subhanahu wa ta'ala bersifat dengan semua sifat kesempurnaan dan bersih dari semua sifat kekurangan.


الإيمان بالله سبحانه وتعالى تفصيلا هو ان نعتقد ان الله سبحانه و تعالى موصوف بالوجود و القدم و البقاء و المخالفة للحوادث و القيام بنفسه و الوحدانية والحياة والعلم والقدرة و الإرادة و السمع و البصر و الكلام و انه حي عليم قدير مريد سميع بصير متكلم


Beriman kepada Allah subhanahu wa ta'ala secara perincian adalah meyakini bahwa Allah subhanahu wa ta'ala disifati dengan sifat :


1. Wujud (ada)

2. Qidam (Dahulu)

3. Baqo' (Kekal)

4. Mukholafah lil hawadits (Beda dengan makhluk)

5. Al-Qiyam bi an-Nafsi (Berdiri dengan dzatNya sendiri)

6. Wahdaniyat ( Satu)

7. Hayah (Hidup)

8. 'Ilmu (Pengetahuan)

9. Qudroh ( Kekuasaan)

10. Irodah (Kehendak)

11. As-Sam' (Pendengaran)

12. Al-Bashor (Penglihatan)

13. Kalam (Firman)

14. Hayy (Yang Maha Hidup) 

15. 'Aliim (Yang Maha Mengetahui)

16. Qodiir (Yang Maha Kuasa)

17. Muriid (Yang Maha Menghendaki)

18. Samii' (Yang Maha Mendengar)

19. Bashiir (Yang Maha Melihat)

20. Mutakallim (Yang Maha Berfirman)


1. Pembahasan pertama


الإعتقاد بالوجود لله تعالى هو ان نعتقد ان الله سبحانه وتعالى موجود وان وجوده بذاته ليس بواسطة شيء وان وجوده واجب لا يمكن ان يلحقه عدم


Meyakini sifat Wujud (ada) bagi Allah subhanahu wa ta'ala adalah kita meyakini bahwa sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala ADA, dan sesungguhnya adanya Allah dengan DzatNya sendiri tanpa perantara apapun , dan sesungguhnya adanya Allah subhanahu wa ta'ala adalah WAJIB (pasti/tidak tergantung yang lain) yang tidak mungkin disusul sifat 'Adam (tidak ada) 


2. Pembahasan kedua


الإعتقاد بالقدم لله تعالى هو ان نعتقد ان الله سبحانه وتعالى قديم يعني انه موجود قبل كل شيء و انه لم يكن معدوما في وقت من الاوقات وان وجوده ليس له اول


Meyakini sifat qidam(Dahulu) bagi Allah subhanahu wa ta'ala adalah kita meyakini bahwa Allah subhanahu wa ta'ala Maha Dahulu yakni sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala ADA SEBELUM adanya sesuatu apapun dan sesungguhnya Allah tidak mungkin tidak ada pada suatu waktu dan sesungguhnya adanya Allah TIDAK ADA PERMULAANnya


3. Pembahasan ketiga


الإعتقاد بالبقاء لله تعالى هو ان نعتقد ان الله سبحانه وتعالى باق و ان بقاءه ليس له نهاية و انه لا يزول اصلا ولا يلحقه العدم في وقت من الاوقات


Meyakini sifat Baqo' (Kekal) bagi Allah subhanahu wa ta'ala adalah kita meyakin...i bahwa Allah subhanahu wa ta'ala adalah Dzat Yang Maha Kekal dan sesungguhnya kekalnya Allah tidak ada habisnya dan sesungguhnya Allah tak berubah sedikitpun dan keberadaan Allah tidak disusul sifat 'adam(tidak ada) dalamm satu waktu dari beberapa waktu


4. Pembahasan keempat

الإعتقاد بمخالفته تعالى للحوادث اي المخلوقات هو ان نعتقد ان الله سبحانه وتعالى لا يشابهه شيء لا في ذاته ولا في صفاته ولا في افعاله


Meyakini sifat Mukholafatihi ta'ala lil hawaditsi (Allah menyelisihi makhluknya) adalah kita meyakini bahwa Allah subhanahu wa ta'ala tidak ada sesuatu apapun yang menyerupaiNya , baik DzatNya, sifatNya maupun perbuatanNya


الإعتقاد بمخالفة ذاته سبحانه و تعالى للحوادث هو ان نعتقد ان ذات الله سبحانه وتعالى لا تشابه شيئا من المخلوقات بوجه من الوجوه فكل ما تراه او يخطر ببالك فالله ليس كذالك , ليس كمثله شيء


Meyakini bahwa Dzat Allah Ta'ala menyelisihi makhluk adalah kita meyakini bahwa Dzat Allah subhanahu wa ta'ala tidak menyerupai sesuatu apapun dari makhlukNya dari semua sisi , maka setiap apa yang kamu lihat atau terlintas dibenakmu maka Allah tidak seperti itu, Tidak ada sesuatu yang semisal dengan Allah


الإعتقاد بان صفاته سبحانه و تعالى مخالفة لصفات الحوادث هو ان نعتقد ان علم الله تعالى لا يشابه علمنا وان قدرته لا تشابه قدرتنا و ان ارادته لا تشابه ارادتنا و ان حياته لا تشابه حياتنا وان سمعه لا يشابه سمعنا و ان بصره لا يشابه بصرنا و ان كلامه لا يشابه كلامنا


Meyakini bahwa sifat Allah subhanahu wa ta'ala menyelisihi sifat2 makhluk adalah kita meyakini bahwa sesungguhnya ILMU Allah tidak menyerupai ilmu kita , Kuasa Allah tidak menyerupai kuasa kita , Kehendak Allah tidak menyerupai kehendak kita , Hidup Allah tidak menyerupai hidup kita, Mendengar Allah tidak menyerupai mendengar kita, Melihat Allah tidak menyerupai melihat kita, Kalam Allah tidak menyerupai ucapan kita


الإعتقاد بان افعاله سبحانه و تعالى مخالفة لافعال الحوادث هو ان نعتقد ان افعال المولى سبحانه و تعالى لا تشابه افعال شيء من الموجودات لان المولى سبحانه و تعالى يفعل الاشياء بلا واسطة ولا الة إنما أمره إذا اراد شيئا ان يقول له كن فيكون وانه لا يفعل شيئا لاحتياجه اليه وانه لا يفعل شيئا عبثا اى بغير فائدة لانه سبحانه تعالى حكيم


Meyakini bahwa sesungguhnya Perbuatan Allah subhanahu wa ta'ala menyelisihi perbuatan makhluk adalah bahwa kita meyakini bahwa perbuatan Allah subhanahu wa ta'ala tidak menyerupai perbuatan makhluk apapun dari makhluk-makhluk yang ada, karena Allah subhanahu wa ta'ala berbuat sesuatu tanpa perantara dan tanpa alat , perkara Allah jika menghendaki sesuatu adalah Allah berfirman KUN (adalah) (FAYAKUUN) maka terjadilah sesuatu yang Ia kehendaki, Dan sesungguhnya Allah tidak berbuat sesuatu karena Allah membutuhkan sesuatu tersebut, Dan sesungguhnya Allah tidak berbuat sesuatu karena bermain-main yakni tanpa faedah, karena Allah subhanahu wa ta'ala maha Bijaksana.


============

MUHIMMAH (penting)


PENJELASAN Ibnu Abdillah Al-Katibiy


Di dalam kitab Mukhtashor Jauharatut Tauhid halaman 45 disebutkan terkait makna KUN FAYAKUUN sbagai berikut :


والمرادبه انه متى اراد الشيء برز فهو كناية عن سرعة وجوده لا بلفظ كن


" Yang dimaksud dengan kalimat KUN (jadilah..) adalah kapan saja... Allah berkehendak menciptakan sesuatu maka seketika itu juga muncul, kalimat KUN adalah sebuah kinayah (kiasan) dari sangat cepatnya kewujudan sesuatu itu, bukan dengan mngucapkan kalimat KUN (Jadilah)..."

===========


Pembahasan kelima


الإعتقاد بقيامه سبحانه و تعالى بنفسه هو ان نعتقد ان الله سبحانه و تعالى لا يحتاج الى شيء من الاشياء فلا يحتاج الى مكان ولا الى ذات ولا الى شيء من المخلوقات اصلا فهو الغني عن كل شيء وكل شيء محتاج اليه سبحانه و تعالى


Meyakini bahwa Allah berdiri sendiri adalah kita meyakini bahwa Allah subhanahu wa ta'ala tidak membutuhkan sesuatu , maka Allah tidak membutuhkan tempat, dzat, dan sesuatu dari makhluk, maka Allah tidak membutuhkan sesuatu dan setiap sesuatu membutuhkan Allah subhanahu wa ta'ala


Pembahasan keenam


الإعتقاد بحياة الله سبحانه و تعالى هو ان نعتقد ان الله سبحانه و تعالى حي و ان حياته سبحانه و تعالى ليست كحياتنا فان حياتنا بوسائط كجريان الدم و النفس و حياة الله سبحانه و تعالى ليست بواسطة شيء وهي قديمة باقية لا يلحقها العدم و التغير اصلا


Meyakini sifat hidup Allah subhanahu wa ta'ala adalah bahwa kita meyakini sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala adalah Yang Maha Hidup san sesungguhnya hidup Allah subhanahu wa ta'ala tidak seperti hidup kita karena hidup kita dengan perantara-perantara seperti mengalirnya darah dan dengan nafas, sedangkan hidup Allah subhanahu wa ta'ala tidak dengan perantara apapun . Sifat hidup Allah subhanahu wa ta'ala qodim/dahulu tanpa permulaan lagi tetap / kekal tanpa akhiran dan tidak mungkin disusul tidak ada/mati dan perubahan sama sekali


Pembahasan ketujuh


الإعتقاد بوحدنية الله سبحانه و تعالى هو ان نعتقد ان الله سبحانه و تعالى واحد ليس له شريك ولا نظير ولا مماثل ولا ضد ولا معاند


Meyakini sifat wahdaniyah Allah subhanahu wa ta'ala adalah bahwa kita meyakini sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala Tunggal , tidak ada baginya sekutu, yang menyamai, yang menyerupai , kebalikannya dan yang menentangnya.


===================

Makna wahdaniyyah dzatNya : Dzat Allah subhanahu wa ta'ala tidak tersusun dari bagian-bagian.


Makna wahdaniyyah ShifatNya: Sesungguhnya Allah ta'ala tidak ada baginya dua sifat atau lebih dari satu jenis shifat seperti "dua qudroh" dan seterusnya, dan tidak ada bagi selain Allah sifat yang menyerupai sifat Allah Ta'ala.


Makna wahdaniyyah fii al-Af'aal : Sesungguhnya tidak ada bagi selain Allah perbuatan.


Wahdaniyyah lawannya Ta'addud (bilangan).

===================


Pembahasan kedelapan


الإعتقاد بعلم الله تعالى هو ان نعتقد ان الله تعالى موصوف بالعلم و انه بكل شيء عليم يعلم الاشياء كلها ظاهرها و باطنها ويعلم عدد حبات الرمل و عدد قطرات المطر و اوراق الشجر و يعلم السر و اخفى لا تخفى عليه خافية وعلمه ليس بمكتسب بل يعلم الاشياء فى الازل قبل وجودها


Meyakini sifat Ilmu bagi Allah ta'ala adalah kita meyakini bahwa sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala bersifat mengetahui dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui setiap sesuatu , Allah mengetahui semuanya, baik dhohir maupun bathin, Allah mengetahui bilangan pasir ,bilangan tetes air hujan jumlah dan daun-daun pepohonan, Allah mengetahui rahasia dan yang samar, sesuatu yang samar pun bagi Allah tidaklah samar, Ilmu Allah bukan muktasab, tetapi Allah mengetahui segala sesuatu sejak zaman azali sebelum adanya sesuatu


Pembahasan kesembilan


الاعتقاد بقدرة الله تعالى هو ان نعتقد ان الله سبحانه و تعالى موصوف بالقدرة وانه على كل شيء قدير


Meyakini sifat qudroh bagi Allah ta'ala adalah bahwasanya kita meyakini bahwa Allah bersifat dengan kuasa dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu


Pembahasan kesepuluh


الاعتقاد بارادة الله تعالى هو ان نعتقد ان الله تعالى موصوف بالارادة وانه مريد لا يقع شيء الا بارادته فاي شيء اراده كان و اي شيء لم يرده لا يمكن ان يكون


Meyakini sifat Irodah bagi Allah ta'ala adalah bahwasanya kita meyakini sesungguhnya Allah mempunyai sifat Irodah (kehendak) , sesungguhnya Allah maha berkehendak, tidak ada sesuatu apapun terjadi kecuali dengan kehendaknya, maka setiap sesuatu yang dikehendaki Allah pasti terjadi, sesuatu yang tidak dikehendaki Allah tidak mungkin terjadi


Pembahasan ke sebelas


الاعتقاد بسمع الله تعالى هو ان نعتقد ان الله سبحانه و تعالى موصوف بالسمع و انه يسمع كل شيء سرا كان او جهرا لكنّ سمعه سبحانه و تعالى ليس كسمعنا فان سمعنا بواسطة الاذن و سمعه تعالى ليس بواسطة شيء


Meyakini sifat sama' (mendengar) bagi Allah ta'ala adalah Kita meyakini bahwa Allah bersifat sama' (mendengar) dan sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala mendengar setiap sesuatu baik yang lemah maupun yang keras, tetapi mendengarnya Allah subhanahu wa ta'ala tidak seperti mendengar kita, maka sesungguhnya mendengar kita dengan perantara telinga (alat) sedangkan mendengarnya Allah ta'ala tidak dengan perantara suatu apapun.


Pembahasan ke dua belas


الاعتقاد ببصر الله تعالى هو ان نعتقد ان الله سبحانه وتعالى موصوف بالبصر وانه بكل شيء بصير يبصر حتى النملة السوداء فى الليلة الظلْماء و اصغر من ذالك لا يخفى عن بصره شيء في ظاهر الارض و باطنها و فوق السماء و ما دونها لكنّ بصره سبحانه و تعالى ليس كبصرنا فان بصرنا بواسطة العين وبصره سبحانه و تعالى ليس بواسطة شيء


Meyakini sifat bashor bagi Allah ta'ala adalah bahwasanya kita meyakini bahwa Allah bersifat Bashor (melihat) dan Ia Maha Melihat segala sesuatu, Allah melihat (semuanya) sehingga semut hitam dalam gelapnya malam dan yang lebih kecil dari semut , tak ada sesuatu yang samar bagi penglihatan Allah baik yang ada dimuka bumi maupun didalam bumi, baik yang ada diatas langit maupun yang ada dibawah langit. Penglihatan Allah tidak serupa dengan penglihatan kita (makhluk), karena sesungguhnya penglihatan kita dengan perantara mata sedangkan penglihatan Allah tidak dengan perantara apapun


Pembahasan ke tiga belas


الاعتقاد بكلام الله تعالى هو ان نعتقد ان الله سبحانه وتعالى موصوف بالكلام وانه كلامه لا يشبه كلامنا فان كلامنا مخلوق فينا و بواسطة الة من فم و لسان وشفتين و كلامه سبحانه وتعالى ليس كذلك


Meyakini sifat kalam bagi A...llah ta'ala adalah kita meyakini bahwa Allah subhanahu wa ta'ala bersifat kalam (berfirman), sesungguhnya kalam Allah tidak menyerupai kalam kita, karena kalam kita adalah makhluk dalam diri kita dan dengan perantara alat yaitu mulut, lidah dan dua bibir, sedangkan kalam Allah subhanahu wa ta'ala tidak seperti itu.


قال المؤلف رحمه الله تعالى : سؤال : اخبرني عن الصفات المستحيلة التي لا يتصف المولى سبحانه و تعالى

جواب : الصفات المستحيلة في حق الله تعالى اي التي لا يمكن ان يتصف بها هي العدم و الحدوث و الفناء و المماثلة للحوادث و الاحتياج لغيره سبحانه و ...تعالى و وجود الشريك و العجز و الكراهية اى وقوع شيء بغير ارادته و الجهل و اشباه ذالك . و انما استحال اتصافه بها لانها صفات نقصان و المولى سبحانه وتعالى لا يتصف الا بصفات الكمال


Soal: Beritahukan kepadaku tentang sifat-sifat mustahilah yang mana Allah tidak bersifat dengan sifat2 mustahilah tersebut !!


Jawab: Sifat-sifat mustahilah pada hak Allah Ta'ala yakni sifat-sifat yang tidak mungkin Allah bersifat dengannya adalah :


1. 'Adam (tidak ada)= lawannya wujud

2. Huduts (Baru)= lawannya qidam

3. Fana (rusak)=lawannya baqo'

4. Mumatsalah lil hawadits (menyerupai makhluk)= lawannya mukholafah lil hawadits

5. Ihtiyaj lli ghoirihi (butuh yang lain)= lawannya qiyamuhu bi nafsihi

6 Wujud asy-Syarik (adanya sekutu)=lawannya wahdaniyyah

7. 'Ajz (lemah=apes)= lawannya qudroh

8. Karohiyah (terpaksa) yakni terjadinya sesuatu tanpa kehendak Allah= lawannya irodah

9. Jahlu (bodoh)= lawannya 'ilmu

(10. Maut (mati) = lawannya hayat

11. Tuli = lawannya sama'

12.Buta= lawannya bashor

13.Bisu= lawannya kalam)


dan yang serupa dengan sifat2 tsb.


Tidak mungkinnya Allah bersifat dengan sifat-sifat tersebut karena sifat-sifat tersebut adalah sifat Nuqshon (kurang), Allah subhanahu wa ta'ala tidak bersifat kecuali sifat sempurna



Kamis, 27 November 2014

Ilmu Nahwu



                        Pengertian Nahwu Shorof
NAHWU adalah kaidah-kaidah  Bahasa Arab untuk mengetahui bentuk kata dan keadaan-keadaannya ketika masih satu kata (Mufrod) atau ketika sudah tersusun (Murokkab). Termasuk didalamnya adalah pembahasan SHOROF. Karena Ilmu Shorof bagian dari Ilmu Nahwu, yang ditekankan kepada pembahasan bentuk kata dan keadaannya ketika mufrodnya.
Jadi secara garis besar, pembahasan Nahwu mencakup pembahasan tentang bentuk kata dan keadannya ketika belum tersusun (mufrod) , semisal bentuk Isim Fa’il mengikuti wazan فاعل, Isim Tafdhil mengikuti wazan أفعل, berikut keadaan-keadaannya semisal cara mentatsniyahkan, menjamakkan, mentashghirkan dll. Juga pembahasan keadaan kata ketika sudah tersusun (murokkab) semisal rofa’nya kalimah isim ketika menjadi fa’il, atau memu’annatskan kalimah fi’il jika sebelumnya menunjukkan Mu’annats dll.
Satu kata dalam Bahasa Arab disebut Kalimah (الكَلِمَة) yaitu satu lafadz yang menunjukkan satu arti.
Kalimat atau susunan kata dalam Bahasa Arab disebut Murokkab (المُرَكَّب). Jika kalimat / susunan kata tersebut telah sempurna, atau dalam kaidah nahwunya telah memberi pengertian dengan suatu hukum ” Faidah baiknya diam” maka kalimat sempurna itu disebut Kalam (الكَلاَم) atau disebut Jumlah (الجُمْلَة).
Kalimah-kalimah dalam Bahasa Arab, diringkas menjadi tiga macam:
1. Kalimah Fiil (الفِعْلُ) = Kata kerja
2. Kalimah Isim (الإِسْمُ) = Kata Benda
3. Kalimah Harf (الحَرْفُ) = Kata Tugas.
Khusus untuk Kalimah Fi’il, bisa dimasuki: قد, س, سوف, Amil Nashob ان dan saudara-saudaranya, Amil Jazm, Ta’ Fa’il, Ta’ Ta’nits Sakinah, Nun Taukid, Ya’ Mukhotobah.
Khusus untuk Kalimah Isim, bisa dimasuki: Huruf Jar, AL, Tanwin, Nida’, Mudhof, Musnad.
Khusus untuk Kalimah Harf, terlepas dari suatu yang dikhusukan kepada Kalimah Fiil dan Kalimah Isim.
Menurut wazannya, asal Kalimah terdiri dari tiga huruf, 1. Fa’ fi’il, 2. ‘Ain Fi’il, 3. Lam Fi’il (َفَعَل). Apabila ada tambahan asal, maka ditambah 4. Lam fi’il kedua (َفَعْلَل). Apabila ada tambahan huruf bukan asal. maka ditambah pula pada wazannya dengan huruf tambahan yang sama, semisal  ٌمُسْلِم ada tambahan huruf Mim didepannya, maka ikut wazan مُفْعِلٌ.

Ilmu Tajwid



Ilmu Tajwid (Membaca Al-Qur’an dengan benar)
( HUKUM TAJWID)
I. PENGERTIAN
1.       Ilmu Tajwid
      Ilmu tajwid adalah ilmu yang mempelajari tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.

       2.       Tajwid
Tajwid adalah tata cara (pengaturan) membaca Al-Qur’an beserta hukum-hukumnya dengan menggunakan 26 huruf hijaiyyah.
II. MACAM-MACAM HUKUM TAJWID
a. Hukum Nun Mati (نْ   ) atau Tanwin (   ٌ ٍ      ً     )
  1. Idzhar ( إ ذﻫا ٌر  )
Idzhar artinya jelas.
Hurufnya ada 6, yaitu :   غ خ ح ع ﻫ أ
Idzhar adalah apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu hurufnya, maka dibacanya harus jelan nunnya.
Contohnya :
منْ أمن  , خيرٌ حسنا  , منْ خلق
  1. Idgham ( إ دغام )
Idgham artinya memasukkan (huruf yang depan kepada huruf yang belakang).
Hurufnya ada 6, yaitu :يرملون  (ي رم ل و ن)
Idgham terbagi menjadi 2, yaitu :
-         Idgham Bigunnah ((إ دغام  بغنّة
Artinya : dengan dengung (menahan huruf yang masuk sebanyak 2 harkat)
Hurufnya ada 4, yaitu :(يمنو)    ي م ن و
Idgham bigunnah adalah apabila ada huruf nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu hurufnya, maka dibacanya harus berdengung.
Contohnya :
من يعمل  , من نبيّن  , خيرٌمن
-         Idgham Bilagunnah (( دغام  ﺑﻼغنّة
Artinya : tidak dengan dengung.
Hurufnya ada 2, yaitu :         ر ل
Idgham bilagunnah adalah apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu hurufnya, maka dibacanya tidak berdengung.
Contohnya :
غفورٌرحيم ,  خيرٌ ﻟﻪ , من رﺒﻬﻢ
Di dalam Al-Qur’an ada beberapa kata yang tidak dibaca idgham, tetapi dibaca idzhar, seperti :
ﺻﻨﻮﺍن ,  ﺒﻨﻴﺎﻦ  ,  ﺍﻠدﻨﻴﺎﺀ
Walaupun nun mati bertemu dengan huruf idgham, tetapi dalam satu kata, maka harus dibaca idzhar.
  1. Ikhfa ( ﺧﻑﺎﺀٌََََِِ
Ikhfa artinya samar-samar. (seperti bunyi ng dalam bahasa Indonesia).
Hurufnya ada 15, yaitu :
ك ق ف ظ ط ض ص ش س ز ذ د ج ث ت
Ikhfa adalah apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu hurufnya, maka dibacanya samar-samar.
Ikhfa terbagi menjadi 3, yaitu :
-         Ikhfa Ab’ad (أبعد )
Ab’ad artinya : jauh (yaitu jauh dari bunyi nun mati atau tanwin, disebut juga dengan sangat samar).
Hurufnya ada 2, yaitu :         ق ك
Contohnya :
إن کنتم  , شئ ٍقدير
-        Ikhfa Autsat (أوثت)
Autsat artinya : dekat (yaitu dekat dengan bunyi nun mati atau tanwin, samar saja)
Hurufnya ada 3, yaitu :         ت د ط
Contohnya :
إن طلق  , من دونى  , کنتم
-        Ikhfa Aqrobaa ((قربا)
Aqrobaa artinya : sedang (yaitu boleh sangat samar atau samar saja)

Hurufnya ada 10, yaitu :
ف ظ ض ص ش س ز ذ ج ث
Contohnya :
ﺍﻷﻨﺛﻰ ,  ﺻﻔﺎﺻﻔﺎ , ﻤﻦﺬﻠﻚ
  1. Iqlab (  إ قلبٌ  )
Iqlab artinya mengganti (mengganti huruf nun ke huruf mim).
Hurufnya ada 1, yaitu :   ب
Iqlab adalah apabila huruf nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf Ba’, maka dibacanya balem.
Contohnya :
من بعد  , ﺍﻷﻨﺒﻴﺂﺀ
b. Hukum Qolqolah ( ﻘﻠﻘﻠﺔ  )Qolqolah artinya : kerongkongan (huruf hijaiyyah yang mati, diceklokkan).
Hurufnya ada 5, yaitu :         ق ط د ج ب
Qolqolah dibagi menjadi 2, yaitu :
1.       Qolqolah Sughra ( سغرى  )
Sughra artinya : ringan (kecil).
Qolqolah Sughra adalah apabila ada salah satu huruf qolqolah mati karena sukun, maka dibacanya diceklokkan.
Contohnya :
لقدْ , حبْل , طلق ,  أطْعمهم ,  أجْر
2.       Qolqolah Kubra ( قبرﻯ  )
Kubra artinya : dahsyat (besar).
Qolqolah Kubra adalah apabila ada salah satu huruf qolqolah mati di akhir kalimat (karena waqof), maka dibacanya diceklokkan.
Contohnya :
۝ ماخلقَ  , من مسد ۝
c. Hukum Mim Mati (  مْ  )
Hukum mim mati dibagi menjadadi 3, yaitu :
  1. Idgham Mimi ( ميمى )
Mutajanisain artinya : yang sejenis
Hurufnya ada 1, yaitu :   م
Idgham Mimi adalah apabila ada mim mati bertemu dengan mim hidup, maka dibacanya harus berdengung.
Contohnya :
عليهم مؤسدة
  1. Ikhfa Safawi  (ﺷﻓﻮﻯ  ﺧﻑﺎﺀ  )
Hurufnya ada 1, yaitu :   ب
Ikhfa Safawi adalah apabila ada mim mati bertemu dengan huruf  ba’ hidup, maka dibacanya harus berdengung.
Contohnya :
ترميهم بحخارة
  1. Idzhar Safawi (ﺷﻓﻮﻯ إ ذﻫا ٌر  )
Hurufnya yaitu semua huruf hijaiyyah kecuali mim dan ba’.
Idzhar Safawi adalah apabila ada huruf mim mati bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain mim dan ba’, maka dibacanya tidak berdengung.
Contohnya :
هم فيها  , ألم تر
Dan lain sebagainya……
d. Hukum Mad (  مَدٌ  )
Mad artinya : memanjangkan bacaan, dengan menggunakan harakat.
Rumusnya :
1 alif = 2 harkat, 2 alif = 4 harkat, 2 ½ = 5 harkat, 3 alif = 6 harkat.
Harkat = bunyi ketukan.
Hukum Mad terbagi menjadi 2, yaitu :
  1. Mad Ashli ( ﺃﺻﻠﻰ   )
Ashli artinya : asal (asal muasal, asal mula kejadian)
Terbagi menjadi 1, yaitu :
- Mad Thobi’i ( ﻃﺒﻴﻌﻰ )
Hurufnya ada tiga, yaitu :            وْ -ُ , يْ ِ- ,ا -َ
a.       Alif mati sesudah fathah
b.       Ya’ mati sesudah kasroh
c.       Wau mati sesudah domah
Panjangnya : 1 alif = 2 harkat.
Cara bacanya dipanjangkan, satu alif atau dua harkat.
Contohnya :       ﻨُوْﺤِﻴْﻬَﺎ
  1. Mad Far’i (  ﻓﺮﻋﻰ   )
Far’i artinya : bagian atau cabang
Terbagi menjadi beberapa yaitu :
-         Mad Wajib Muttashil (ﻤﺗﺻلٌ واﺠبٌ  )
Wajib artinya : harus, Muttashil artinya : dalam satu kata.
Mad Wajib Muttashil adalah apabila ada huruf mad  bertemu dengan huruf hamzah dalam satu kata, maka harus panjang 5 (lima) harkat.
Contohnya :
إذاجآء , سوء
-         Mad Jaiz Munfashil ( ﺠاﺌﺯ ﻤﻨﻓﺻل )
Jiaz artinya : boleh, Munfashil artinya : di luar kata.
Mad Jaiz Munfashil adalah apabila ada huruf mad bertemu dengan huruf hamzah di lain (luar) kata, maka dibaca panjangnya boleh 2, 4 atau 6 harkat.
Contohnya :
مآ أنزل  , يأيّها
-         Mad Lain ( ﻠﻴﻥ  )
Lain artinya : lemas.
Hurufnya ada 2, yaitu :         وْ -َ  , يْ ِ-َ
a.       Ya’ mati setelah fathah
b.       Wau mati setelah fathah
Cara bacanya dipanjangkan 2 harkat tapi lemas.
Jika di akhir kalimat, maka dibacanya boleh 2, 4 atau 6 harkat.
Contohnya :
عليهم  , يوم
-         Mad ‘Arid Lissukun ( ﻋاﺮﺾ ﻠﻠسّکوﻥ  )
‘Arid artinya : barulah, Lissukun artinya : di matikan.
Mad ‘Arid Lissukun adalah apabila ada huruf mad bertemu dengan huruf hijaiyyah hidup pada akhir kalimat, maka cara bacanya dipanjangkan terlebih dahulu baru dimatikan.
Contohnya :
نستعين ۝, عزيزحکيم ۝
-         Mad ‘Iwad ( عوادٌ )
‘Iwad artinya : membuang tanwin.
Mad ‘Iwad adalah apabila ada fathah tain ( -ً ) bertemu dengan huruf alif atau ya’ mati di akhir kalimat, maka cara bacanya dipanjangkan 2 harkat.
Contohnya :
عليماحکيما۝, ﺛﻼﺛﺎ ﺛﻼ ﺛﺎ۝
-         Mad Badal ( بدلٌ )
Badal artinya : berdiri sendiri (sebagai pengganti huruf alif mati).
Mad Badal adalah apabila ada huruf hamzah ( أ ) bertemu huruf alif mati setelah fathah atau ya’ mati setelah kasroh, maka dibacanya panjang 2 harkat.
Contohnya :
أمنو , إيمان
-         Mad Shilah Thowwilah ( ﺻﻠﺔ ﻄﻮﻴﻠﺔ )
Mad Shilah Thowwilah adalah apabila ada huruf ha marbithoh ( ﻩ / ﻪ ) bertanda mad dan bertemu huruf hamzah, maka dibacanya boleh panjang 2, 4 atau 6 harkat.
Contohnya :
له مغفرة , به
Apabila berada di akhir kalimat, maka harus sukun (mati).
Contoh :

غيرلّه ۚ
-         Mad Shilah Qoshirah ( ﺻﻠﺔ قصيرﺓ )
Mad Shilah Thowwilah adalah apabila ada huruf ha marbithoh (ﻩ / ﻪ  ) bertanda mad, maka dibacanya panjang 2 harkat.
Contohnya :
وله أجر
Apabila berada di akhir kalimat, maka harus sukun (mati).
Contoh :  (sama seperti Mad Shilah Thowilah)
-         Mad Lazim Kilmi Musaqol ( ﻻﺯﻢِمثقل ٌکلم )
Mad Lazim Kilmi Musaqol adalah apabila ada huruf mad bertanda ( ﺁ ) bertemu dengan huruf hijaiyyah bersiddah, maka dibacanya panjang 6 harkat.
Contohnya :
ﻮﻻﺍﻠﺿﺂ لّين
-         Mad Lazim Kilmi Mushbah (ﻻﺯﻢ کلم مخفف)
Mad Lazim Kilmi Mushbah adalah apabila ada huruf mad bertanda ( ﺁ ) bertemu dengan huruf hijaiyyah disukun, maka dibacanya panjang 6 harkat.
Contohnya :
ﺁﻠﺌن
-         Mad Lazim Harfi Mushbah (ﻻﺯمْﺤﺮﻒِﻣشبعٌ  )
Mad Lazim Harfi Mushbah adalah apabila ada huruf hijaiyyah bertanda mad di awal surah dengan bunyi harkat, maka panjangnya 2 harkat.
Contohnya :
ﻃﻪ  ,  ﻴﺲ
-         Mad Lazim Harfi Musaqol (ﻻﺯمْﺤﺮﻒِمسقل )
Mad Lazim Harfi Mushbah adalah apabila ada huruf hijaiyyah bertanda mad di awal surah dengan bunyi hurufnya penuh, maka panjangnya 6 harkat.
Contohnya :
ن , ق , المٌ , کهيعص
-         Mad Tamkin ( ﺘﻣکﻴﻥ )
Mad Tamyin adalah apabila ya mati ( يْ  ) setelah ya kasrah ( يِِ  ), maka dibacanya panjang 2 harkat.
Contohnya : يحييکم
-         Mad Farq ( فرق  )
Mad Farq adalah apabila ada tanda mad pada huruf alif (ﺁ ) bertemu dengan lafadz Jalalaih, maka dibacanya panjang 6 harkat.
Contohnya :
آﷲ
e. Hukum Lafadz Jalalaih (   اﷲ  )
Terbagi menjadi 2, yaitu :
  1. Tafkhim ( تفخم  )
Tafkhim artinya : tebal.
Tafkhim adalah apabila ada lafadz Jalalih sebelum tanda fathah dan atau tanda domah, maka dibacanya harus tebal.
Contohnya :
رسول اﷲ , سقف اﷲ
  1. Tarqiq ( ترقيق  )
Tarqiq artinya : tipis.
Tarqiq adalah apabila ada lafadz Jalalih sebelum tanda kasrah, maka dibacanya tipis.
Contohnya :
في سبيل ﷲ
f. Hukum Alif Lam (   ال  )
Terbagi menjadi 2, yaitu :
  1. Alif Lam Qomariyyah ( القمرﻴﺔ  )
Al-Qomriyyah artinya : Bulan.
Hurufnya :
أ ب ج ح خ ذ ز ع غ ف ق ك م و ي
Alif Lam Qomariyyah adalah apabila ada alif lam bertemu dengan salah satu hurufnya, maka dibacanya jelas.
Diibratkan apabila kita melihat bulan di malam hari, maka akan terlihat jelas.
Contohnya :
من المؤمنين  ,  مع القاعدين
  1. Alif Lam Syamsiyyah ( اﻠﺸﻣﺴﻴﺔ  )
Asy-Syamsiyyah artinya : Matahari.
Hurufnya :
ت ث د ر س ش ص ض ط ظ ل ن
Alif Lam Syamsiyyah adalah apabila ada alif lam bertemu dengan salah satu hurufnya, maka alif lam nya tidak terbaca.
Diibratkan apabila kita melihat matahari di siang hari, maka tidak akan terlihat jelas.
Contohnya :
من الدّنيا , والشّمس
g. Hukum Gunnah Masydidah ( ﻏﻨﺔ ﻤﺸﺪﺩﻩ  )
Gunnah Masydidah artinya : ditahan lama karena tasydid.
Hurufnya ada 2, yaitu :         مّ , نّ
Apabila terdapat nun siddah dan atau mim siddah sebelum huruf hijaiyyah berharkat, maka dibacanya bergunnah (ditahan sepanjang 3 harkat).
Contohnya :
ثمّ  , إنّ
h. Hukum Idgham (  إدغامٌ  )
Terbagi menjadi 3, yaitu :
1.       Idgham Muttamatsilain ( ﻤﺘﻤﺎﺛﻠﻴﻦ  )
Muttamasilain artinya : yang sama.
Idgham Muttamatsilain adalah apabila ada huruf hiajiyyah bertemu dengan huruf hiajiyyah yang sama, maka dimasukkan hurufnya yang di depan.
Contohnya :
إذهب بكتابى , وقد دخلوا , إذ ذهب
2.       Idgham Muttajanisain ( ﻤﺘﺠﺎﻨﺴﻴﻦ  )
Muttajanisain artinya : yang sejenis.
Idgham Muttajanisain adalah apabila ada huruf hiajiyyah bertemu dengan huruf hiajiyyah yang sejenis, maka dimasukkan hurufnya yang di depan.
Contohnya :
أرد تم , ودت طاﺋفة , ﺇذ ظلموا
3.       Idgham Muttaqoribain ( ﻤﺘﻘﺎﺮﺒﻴﻦ  )
Muttaqoribain artinya : yang mendekati (bacaannya).
Idgham Muttaqoribain adalah apabila ada huruf hiajiyyah bertemu dengan huruf hiajiyyah yang mendekati bacaannya, maka dimasukkan hurufnya yang di depan.
Contohnya :
إركب معنا , يلهث ذلك , نحلقكم
i. Hukum Ra’ (  ر  )
Terbagi menjadi 2, yaitu :
  1. Mufakham ( مفخّم  )
Mufakham artinya yang ditebalkan.
Bagiannya adalah :
-     ربنا
-     گفروا
-     أرسل
-     قرآن
-     طيرا
-     خير
  1. Muraqqaq ( مرقّق )
Muraqqaq artinya : yang ditipiskan.
Bagiannya adalah :
-     واقربب
-     فرعون
-     خسر

إعلمو
Dalam Kitab suci Al-Qur’an, ada beberapa tanda baca juga yang harus diperhatika, diantaranya :
  1. Hukum Nun Washal (  نِ  )
Washal artinya : penghubung.
Apabila ada tanwin bertemu dengan huruf yang disukunkan, maka tanwin tersebut dibaca harkat dan diakhiri nun washal.
Contohnya :

ن

ن
خير الوصيّة , جزاء الحسنى
ن

ن
عاداالأولى , لهوا انفضّوا
  1. Shafar ( صفر )
terbagi menjadi 2, yaitu :
-         Shafar Mustadir ( صفر مستدر )
Shafar Mustadir adalah apabila ada huruf mad yang tidak dibaca panjang bertemu dengan huruf hamzah dalam satu kata.
Contohnya :
لايايئس \ لاتايئس , لشايء , وملا ئه
-         Shafar Mustathir ( صفر مستطيل )
Shafar Mustadir adalah apabila ada huruf mad yang tidak dibaca panjang, dan berada di akhir kata.
Contohnya :
   انا , لكنّا , قواريرا , الظنو نا , سلا سلا

س
  1. ص  
-          Harus dibaca Sin
Apabila huruf shad bertanda domah atau bertanda sukun.

س

س
Contohnya :                              ويبصط , بصطة
-          Harus dibaca Shad
Apabila huruf shad bertanda fathah bertemu dengan ya mati.

س
Contohnya :            بمصيطر               
-          Boleh dibaca Sin atau Shad
Apabila huruf shad bertanda fathah bertemu dengan ya mati dalam satu kata sifat.

س
Contohnya :            المصيطرون    

Pelajaran Waqof

باب الوقف
(BAB WAQOF)

I.        Pengertian
Waqof artinya : tempat pemberhentian.
Waqof adalah tempat berhentinya bacaan Al-Qur’an yang berada di tengah ayat maupun di akhir ayat. Biasanya digunakan untuk mengatur pernafasan si Qira’at (pembaca), dapat pula digunakan untuk menyambung bacaan dari ayat yang satu ke ayat yang lainnya (menyambung kalimat yang dipenggal oleh ayat). Biasanya berpengaruh pula terhadap tafsir dari suatu ayat tersebut.

II.      Macam-macam Waqof
a.      Waqof Lazim ( لازم )
Lazim artinya suatu yang dilarang.
Waqof Al-Mamnu’ adalah apabila terdapat tanda waqof لا di tengah atau di akhir ayat, maka dilarang untuk berhenti walaupun hanya sejenak.
Contoh :
انّ الذ ين ءامنو والذ ين هاجروا وجاهدوا في سبيل اللهۙ اولئك يرجون رحمت الله ………
(Q.S. Al-Baqaroh : 218)

b.      Waqof Al-Mamnu’ )( الممنوع 
Al-Mamnu’ artinya biasanya, seharusnya.
Waqof lazim adalah apabila terdapat tanda م  di tengah atau di akhir ayat, maka wajib berhenti.
Contoh :

زيّن للّذ ين كفروا الحيوة الد نيا ويسخرون من الذ ين ءامنوا ۢ………
(Q.S. Al-Baqoroh : 212)